Alocasia sanderiana, adalah tanaman yang memiliki daun yang unik, dari keluarga Araceae. Tanaman ini dikenal sebagi "kris plant", yang endemik dari Misamis Occidental dan Bukidnon di Filipina.
Ditemukan pada tahun 1884 oleh W. Bull Alocasia dengan nama awal Xanthosoma berasal dari bahasa Yunani 'Xanthos' berarti "kuning" dan 'soma' yang berarti "tubuh". Nama spesifik "sanderiana" diberikan dalam memori Sander. Sering terjadi kebingungan antara genus Alocasia dengan Xanthosoma yang asli daerah tropis benua Amerika.
Tanaman Alocasia sanderiana, saat ini di hutan-hutan Filipina sendiri sudah sangat langka ditemukan, oleh karena itu tanaman ini terdaftar sebagai "terancam punah" dalam daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature) atau "Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam".
Synonym:
- Alocasia sanderiana Hort. ex Bull
- Alocasia urdanetensis Elm.
- Schizocasia sanderiana (W. Banteng) Engl.
Di Indonesia tanaman ini biasa dijual di pasar-pasar bunga dengan bentuk yang kecil-kecil. Di habitat aslinya bisa tumbuh tinggi besar mencapai tinggi 2 m. Daun lebar bisa mencapai panjang 40 cm dan lebar 20 cm. Pada permukaan daun terdapat urat berwarna putih-keperakan. Pada bunga berwarna krem-putih berukuran panjang 15 cm, dengan spathe hijau dan putih yang menutupi bunga-bunga kecil. Bunga betina dikelompokkan di bagian bawah perbungaan, sedangkan bunga jantan berada di atas. Pada buah berwarna oranye-merah.Nama lain dari Alocasia sanderiana, di Filipina dikenal dengan sebutan "kalis dagger" (pisau kalis/ pisau tradisional Filipina) dan "kris plant" (tanaman kris), sedangkan di Indonesia dikenal sebagai "keladi keris". Tanaman ini memiliki daun mengkilap seperti plastik, pada bagian tepi daun bergelombang dan berbentuk V.
Untuk penanaman dalam pot, Alocasia sanderiana membutuhkan kompos, campuran tanah gambut dan tanah liat dengan pasir dengan tambahan arang hancur agar media tetap gembur dan pertumbuhan akar tidak terhambat. Tanaman ini membutuhkan suhu hangat kisaran 18°-23°C, lembab dan tempat yang teduh sangat disukai sepanjang musim panas, serta kelimpahan air. Pada saat daun memudar , kebutuhan akan air hanya sedikit yang dibutuhkannya. Pada saat memasuki masa dorman, tanah dibasahi sedikit sekali-sekali.
Tempat yang dibutuhkan teduh dan terlindung dari angin kencang. Di bawah suhu 10°C, daun akan layu, tapi tidak sampai mati.
Perbanyakan bisa dilakukan dengan menanam umbi, yang ditanam di bawah permukaan garis tanah. Jangan terlalu dalam karena umbi bisa membusuk di dalam tanah. Tanah dibasahi sekali-sekali, dalam beberapa minggu akan tumbuh tunas baru dari permukaan tanah.
Alocasia sanderiana, saat ini dikategorikan sebagai tanaman hias karena penampilannya yang eksotik, dan telah banyak dibudidayakan dan dipelihara oleh penggemar tanaman hias sebagai pelengkap koleksi tanaman hias ataupun sebagai penghias halaman maupun ditanam dalam pot.
Gallery
Related
- en.wikipedia.org
- zimmerpflanzen.ws
- nature.jardin.free.fr
Ditemukan pada tahun 1884 oleh W. Bull Alocasia dengan nama awal Xanthosoma berasal dari bahasa Yunani 'Xanthos' berarti "kuning" dan 'soma' yang berarti "tubuh". Nama spesifik "sanderiana" diberikan dalam memori Sander. Sering terjadi kebingungan antara genus Alocasia dengan Xanthosoma yang asli daerah tropis benua Amerika.
Tanaman Alocasia sanderiana, saat ini di hutan-hutan Filipina sendiri sudah sangat langka ditemukan, oleh karena itu tanaman ini terdaftar sebagai "terancam punah" dalam daftar IUCN (International Union for Conservation of Nature) atau "Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam".
Alocasia sanderiana
source: zimmerpflanzen.ws
|
Klasifikasi:
| |
Kingdom:
(unranked):
(unranked):
Order:
Family:
Tribe:
Genus:
Species: |
Plantae
Angiosperms
Monocots
Alismatales
Araceae
Colocasieae
Alocasia
Alocasia sanderiana W.Bull |
- Alocasia sanderiana Hort. ex Bull
- Alocasia urdanetensis Elm.
- Schizocasia sanderiana (W. Banteng) Engl.
Di Indonesia tanaman ini biasa dijual di pasar-pasar bunga dengan bentuk yang kecil-kecil. Di habitat aslinya bisa tumbuh tinggi besar mencapai tinggi 2 m. Daun lebar bisa mencapai panjang 40 cm dan lebar 20 cm. Pada permukaan daun terdapat urat berwarna putih-keperakan. Pada bunga berwarna krem-putih berukuran panjang 15 cm, dengan spathe hijau dan putih yang menutupi bunga-bunga kecil. Bunga betina dikelompokkan di bagian bawah perbungaan, sedangkan bunga jantan berada di atas. Pada buah berwarna oranye-merah.Nama lain dari Alocasia sanderiana, di Filipina dikenal dengan sebutan "kalis dagger" (pisau kalis/ pisau tradisional Filipina) dan "kris plant" (tanaman kris), sedangkan di Indonesia dikenal sebagai "keladi keris". Tanaman ini memiliki daun mengkilap seperti plastik, pada bagian tepi daun bergelombang dan berbentuk V.
Untuk penanaman dalam pot, Alocasia sanderiana membutuhkan kompos, campuran tanah gambut dan tanah liat dengan pasir dengan tambahan arang hancur agar media tetap gembur dan pertumbuhan akar tidak terhambat. Tanaman ini membutuhkan suhu hangat kisaran 18°-23°C, lembab dan tempat yang teduh sangat disukai sepanjang musim panas, serta kelimpahan air. Pada saat daun memudar , kebutuhan akan air hanya sedikit yang dibutuhkannya. Pada saat memasuki masa dorman, tanah dibasahi sedikit sekali-sekali.
Tempat yang dibutuhkan teduh dan terlindung dari angin kencang. Di bawah suhu 10°C, daun akan layu, tapi tidak sampai mati.
Perbanyakan bisa dilakukan dengan menanam umbi, yang ditanam di bawah permukaan garis tanah. Jangan terlalu dalam karena umbi bisa membusuk di dalam tanah. Tanah dibasahi sekali-sekali, dalam beberapa minggu akan tumbuh tunas baru dari permukaan tanah.
Alocasia sanderiana, saat ini dikategorikan sebagai tanaman hias karena penampilannya yang eksotik, dan telah banyak dibudidayakan dan dipelihara oleh penggemar tanaman hias sebagai pelengkap koleksi tanaman hias ataupun sebagai penghias halaman maupun ditanam dalam pot.
Gallery
Alocasia sanderiana (picture in saschira.blogspot.com) |
Related
- en.wikipedia.org
- zimmerpflanzen.ws
- nature.jardin.free.fr
No comments:
Post a Comment