Kopi Preanger, adalah kopi yang ditanam dan dikembangkan di Jawa Barat. Nama kopi Preanger bagi kalangan penikmat kopi mungkin terasa asing kedengarannya. Tapi sebenarnya kopi Preanger ini termasuk salah satu kopi pertama yang dikembangkan di Indonesia, khususnya di daerah Jawa Barat.
nama lain: Kopi Jawa, Kopi Jawa Preanger, Kopi Priangan, Kopi Garut
genus: Arabica
asal: Amerika Latin
dikembangkan di: Jawa Barat (Malabar, Garut)
Kopi Preanger adalah kopi jenis Arabica yang berasal dari daratan Amerika Latin. Dulu kopi Preanger ini sangat terkenal di dunia, karena kenikmatan dan cita rasanya yang memang sangat nikmat, sehingga ketika Belanda menguasai Indonesia, didatangkan dari Amerika Latin dan ditumbuhkembangkan di daerah Jawa Barat, karena ketinggian dan struktur tanahnya memang cocok untuk tanaman kopi ini.
Saat ini nama kopi Arabica Preanger ini semakin tergeser oleh jenis Arabica lain seperti Ateng dan Timtim, yang lebih banyak dikembangkan di daerah-daerah lain, seperti di Sulawesi dan Sumatra. Walaupun begitu Kopi Preanger sebenarnya tetap bertahan, seperti di Malabar Pangalengan yang memiliki luas kebun lebih dari 100 hektar dan di Garut yang terbesar karena memiliki kebun lebih dari 10 ribu hektar.
buah kopi Preanger |
Sekitar tahun 1725 - 1780, VOC memonopoli perdagangan kopi dunia, bersaing dengan Arabia dan Ethiopia.
Kopi Preanger apabila tidak mendapat perawatan yang baik, akan tumbuh seperti tanaman liar, karena memiliki cabang yang cukup liar, berbeda dengan jenis Ateng dan Timtim, yang memiliki percabangan yang lebih mudah diatur. Oleh karena itu bagi sebagian orang. tanaman Kopi Preanger ini dianggap kurang menarik dan cenderung menyebut sebagai "kopi liar" atau "kopi semak".
Kopi Preanger apabila tidak mendapat perawatan yang baik, akan tumbuh seperti tanaman liar, karena memiliki cabang yang cukup liar, berbeda dengan jenis Ateng dan Timtim, yang memiliki percabangan yang lebih mudah diatur. Oleh karena itu bagi sebagian orang. tanaman Kopi Preanger ini dianggap kurang menarik dan cenderung menyebut sebagai "kopi liar" atau "kopi semak".
Saat ini nama kopi Arabica Preanger ini semakin tergeser oleh jenis Arabica lain seperti Ateng dan Timtim, yang lebih banyak dikembangkan di daerah-daerah lain, seperti di Sulawesi dan Sumatra. Walaupun begitu Kopi Preanger sebenarnya tetap bertahan, seperti di Malabar Pangalengan yang memiliki luas kebun lebih dari 100 hektar dan di Garut yang terbesar karena memiliki kebun lebih dari 10 ribu hektar.
No comments:
Post a Comment