Aceh - Sabtu, 24 Mar 2012 00:02 WIB
Takengon, (Analisa). Harga kopi Gayo di sentra kopi terbesar Sumatera, Takengon dan Redelong mengalami penurunan drastis. Padahal, sebelumnya harga kopi berada pada angka yang sangat menggembirakan petani.
Anjloknya harga kopi arabika Gayo sejak sepekan terakhir membuat sejumlah petani mengeluh karena kopi berada di pertengahan panen atau menjelang panen raya. "Kualitas kopi saat ini sangat baik, namun sayang harganya turun," kata Zulkarnain, petani di kopi di Bener Meriah, Selasa (20/3).
Dikatakan, saat ini kopi gelondong merah (cherry) dibeli pedagang Rp80 ribu/kaleng. "Itu pun tergantung kualitas kopi. Kualitas baik dibeli pedagang di atas Rp80 ribu. Padahal sebelumnya harga kopi Rp100 ribu lebih," keluh Zulkarnain.
Kahar, seorang pedagang kopi di Takengon membenarkan turunnya harga kopi. Saat ini harga kopi paling mahal Rp80 ribu/kaleng buah merah atau gelondongan. Diterangkan Kahar, kopi asalan, dengan ketentuan kadar air 18 persen serta terase (sampah) 12 persen di pasar kopi Medan Rp47 ribu.
Sementara kopi Arabika Gayo siap ekspor dibeli Rp54 ribu dengan ketentuan kadar air 14 persen dan terase 8 persen. Sebelumnya, tambah Kahar, harga kopi biji hijau atau green bean di atas Rp60 ribu.
Kopi Olahan
Pantauan Analisa, saat ini sejumlah pelaku usaha kopi pada level industri kecil menengah (IKM) sudah mulai memasuki pasaran khusus kopi olahan dan tidak lagi menjual kopi mentah (biji). Sejumlah warung kopi (cafe) tumbuh subur di seputaran Takengon dan Bener Meriah.
Di Takengon, sejumlah perusahaan asing dan lokal yang menggandeng petani dan koperasi mengirim langsung kopi Gayo ke mancanegara. Kopi arabika Gayo diminati pasar dunia karena rasa dan aroma serta jaminan berbagai sertifikat untuk kopi.
Sertifikat tersebut seperti fair trade, organic coffee, rain forest dan dua sertifikat lainnya. "Sertifikat-sertifikat ini menambah nilai harga kopi arabika di pasar dunia," kata Djumhur dari koperasi Permata Gayo.(jd)
sumber:
- analisadaily.com
Takengon, (Analisa). Harga kopi Gayo di sentra kopi terbesar Sumatera, Takengon dan Redelong mengalami penurunan drastis. Padahal, sebelumnya harga kopi berada pada angka yang sangat menggembirakan petani.
Anjloknya harga kopi arabika Gayo sejak sepekan terakhir membuat sejumlah petani mengeluh karena kopi berada di pertengahan panen atau menjelang panen raya. "Kualitas kopi saat ini sangat baik, namun sayang harganya turun," kata Zulkarnain, petani di kopi di Bener Meriah, Selasa (20/3).
Dikatakan, saat ini kopi gelondong merah (cherry) dibeli pedagang Rp80 ribu/kaleng. "Itu pun tergantung kualitas kopi. Kualitas baik dibeli pedagang di atas Rp80 ribu. Padahal sebelumnya harga kopi Rp100 ribu lebih," keluh Zulkarnain.
Kahar, seorang pedagang kopi di Takengon membenarkan turunnya harga kopi. Saat ini harga kopi paling mahal Rp80 ribu/kaleng buah merah atau gelondongan. Diterangkan Kahar, kopi asalan, dengan ketentuan kadar air 18 persen serta terase (sampah) 12 persen di pasar kopi Medan Rp47 ribu.
Sementara kopi Arabika Gayo siap ekspor dibeli Rp54 ribu dengan ketentuan kadar air 14 persen dan terase 8 persen. Sebelumnya, tambah Kahar, harga kopi biji hijau atau green bean di atas Rp60 ribu.
Kopi Olahan
Pantauan Analisa, saat ini sejumlah pelaku usaha kopi pada level industri kecil menengah (IKM) sudah mulai memasuki pasaran khusus kopi olahan dan tidak lagi menjual kopi mentah (biji). Sejumlah warung kopi (cafe) tumbuh subur di seputaran Takengon dan Bener Meriah.
Di Takengon, sejumlah perusahaan asing dan lokal yang menggandeng petani dan koperasi mengirim langsung kopi Gayo ke mancanegara. Kopi arabika Gayo diminati pasar dunia karena rasa dan aroma serta jaminan berbagai sertifikat untuk kopi.
Sertifikat tersebut seperti fair trade, organic coffee, rain forest dan dua sertifikat lainnya. "Sertifikat-sertifikat ini menambah nilai harga kopi arabika di pasar dunia," kata Djumhur dari koperasi Permata Gayo.(jd)
sumber:
- analisadaily.com
No comments:
Post a Comment